May 8, 2014

Susah Move On. Penyebabnya?

Beberapa minggu lalu, seorang teman menanyakan hal ini lewat pesan singkat. Saya mikir jawabannya lama juga dan karena kelamaan, saya mutusin untuk tidak membalas. Hihi. Ga tau kenapa juga dia nanya hal ini sama saya. Dikiranya saya sudah jago move-on kali. Hehe. Sebelum menjawabnya, perlu untuk diketahui makna dari istilah asing yang sudah populer itu.

Move on itu apa sih?

MOVE ON secara literal ato menurut kamus, artinya bergerak maju. Dari arti katanya, move on itu bersifat umum. Ga ada sama sekali bau percintaan didalamnya seperti yang banyak orang artikan. Tapi ya, kita bisa lihat kalo kebanyakan masalah anak muda adalah masalah percintaan. (oh, kemon guys, saya masih muda)

Menurutku, move-on itu berpaling. Berpaling dari segala sesuatu yang membuat gamang yang dapat memicu seseorang untuk menyia-nyiakan waktunya untuk meratapi sesuatu udah ga bisa diapa-apain lagi. Ibaratnya.. kalo udah tau soal matematika berpola nomor 1 ga bisa dikerjain, kita harus lanjut ngerjain ke soal nomer 2. Kenapa? Ya, daripada ngehabisin waktu berpusing ria ngerjainnya, mending liat soal yang lain yang bisa diselesaiin. Ya kali soalnya ada salah cetak ato pilihannya juga salah ketik. Kan sia-sia gitu. (Haha.. ngambil pengibaratan kayak gini soalnya abis fokus drilling soal-soal TPA. Rada gegar juga otaknya).
Nah. Itu kataku.

Move on -dari apapun itu, bisa dari keadaan, lingkungan, mantan pacar, mantan gebetan, masalah di masa lalu- menurutku merupakan suatu tindakan pendewasaan. Kita ada di fase untuk merelakan. Rela melepaskan juga mengikhlaskan. Sedewasa apa kita menyikapi masalah yang kalo dipaksakan malah menyakitkan.

JADI, penyebabnya apa?

SATU
Menurutku seseorang move on karena belum waktunya aja. Sekeras apapun usaha untuk move-on, kalo kata Tuhan belum boleh move on, gimana? Ya mau gimana lagi..

DUA
Kata aku sih, (yaiya masa kata kamu), susah move-on itu karena kamu belum bener-bener ikhlas mengikhlaskan sesuatu atau seseorang itu. Untuk yang satu ini, saya kembali nyaranin untuk berdoa lagi sama Tuhan (mau berdoa sama siapa lagi coba?) agar dada lebih dilapangkan menerima kenyataan.

Jadi gimana dong?

INTINYA, kembali merapat ke Tuhan.
Banyakin berdoa biar masa-depan-yang-indah itu datangnya cepat. Ya paling ga wanginya tercium sampe tempat kamu berpijak, eh duduk, saat ini.

Live your life. Hidupkan hidupmu! Seperti perumpamaan diatas, hal rumit yang ga bisa kamu selesaiin emang ga bisa ditinggal gitu aja, tapi waktu hidup kita ga ada yang tau. Lihat sekeliling, ada sesuatu yang ternyata butuh perhatian lebih kamu yang selama itu kamu abaikan karena susah move on.

Oiya, saya ga pernah bilang ya kalo move on itu gampang. Saya berjuang move-on selama bertahun-tahun. Lama ya? Iya, lama banget. Itu sebabnya saya bisa nulis kayak gini. Saya pribadi, selalu yakin kalo semuanya bakal berakhir bahagia. Masalah akan selesai. Dan luka akan sembuh. Tangis akan berhenti. Kegamangan akan berganti kepastian. Jangan lari, jangan memaksa. Nanti kita sendiri yang capek. Ini bukan berarti saya ngajarin untuk ga berusaha keras, tapi move-on nyatanya lebih butuh ekstra usaha keras. Bukan juga ngajakin kamu buat pasrah, tapi kapan lagi kita praktekin teori pasrah yang selama ini baca. Berdamailah dengan kenyataan. Bertahun-tahun, kudikte diriku seperti itu.

Sulit move-on, selalu kupercayakan obatnya pada WAKTU. Pemilik Waktu.


*You find it so sok tahu? Yes, it is and I am.

May 1, 2014

Hello Mei

Bye April.


Menghitung hari sebelum tes. Merasa kehabisan waktu. Merasa stok kata "NANTI" sudah menipis.
Ah itulah dirimu, Yun. Selalu merasa punya banyak NANTI.

Time will never wait you.