May 15, 2011

Aku Tahu Aku Harus Apa




.all I need just to be brave.



BERANI.
Mengambil keputusan.
Melangkah maju.
Membuka lembaran baru.
Aku tahu, kerikil di depan akan melukai kakiku.
Aku tahu, masa lalu akan memanggilku, kembali meninabobokanku dengan senandung kenangan.
Tapi jika hanya karena kerikil kecil aku memutuskan mundur, dan tak menyambut masa depanku, maka.... celakalah aku!

AKU TAK TAKUT.
Tahu kenapa? Karena....



"..ada alasan mengapa masa lalu tak ada di masa depan.."




Yup! Itu betul.
FYI, ini bahan renunganku tahun lalu. hhe. Hingga kini belum kutemui jawaban yang tepat. Setahun hampir berlalu. Singkat. Sangat singkat.
18, 19, kini menjelang 20.
Ya! 20.


Aku harus berani. Hidup cuma sekali, kawan. Hiduplah yang berarti.



cheerio :)

SHARE




some of us are just crazy with doughnut :)


May 14, 2011

Apa Mauku?

Aku tahu, kamu cuma cinta sama aku.

Kenapa kamu yakin banget?

Karena aku tau, kamu ngelakuin ini karena cuma buat balas budi. Dan aku yakin, kamu ga bener-bener cinta sm dia. Iya kan?

. . . .

Liat aku.

Ngga

Kenapa?

Kalo aku liat kamu, aku lemah. Aku ga bisa liat kamu.


*potongan dialog Cinta Cenat Cenut episode terakhir. Well, it's kinda cenat-cenut. haha! XD


# # # #


Kuakhiri percakapan. Tiba-tiba semuanya berbalik. Beda perspektif. Beda inferensi. Tuhan, ini berbeda.

Jangan paksa aku membahasakan perasaan ini. Bahasa dapat membelot rasa perasaan. Aku takut ada salah paham antara hatiku dan aku sendiri.

Saya yang tidak jelas. Maunya saya apa, juga saya tidak tau. Maaf membuat gantung cerita ini. Maaf menggantung semua angan di dahan, yang tertiup angin, melambai. Ingin bebas tapi tak berkemas.

Oh Tuhan, mungkin sekali lagi harus kumatikan rasa ini. Untuk mengklirkan semua memori, rasa yang sempat hinggap, asa yang mengendap.

Sekali ini, kucabut sumpahku. Kugali kuburmu. Bayanganmu mengintaiku. Tiap detikku, kembali terisi kau. Namun akhirnya harus kulepas lagi.

Sekali lagi kukubur kau dalam hatiku, membiarkanmu lapuk didalamnya. Dan mengucap sumpah tak akan menggali kuburmu bila kurindu.

Mungkin waktu yang salah, waktu yang tidak tepat kau menyapaku lagi. Kau tak menerimaku, namun tak melepasku seutuhnya. Tidak, kita sama-sama melakukannya. Kita tak menerima, namun tidak pula saling melepas seutuhnya. Demi kesenangan bersama, itu menjadi alasan . Menyedihkan. Sangat. Kita berdua kembali menyedihkan. Hanyut di lelehan rasa yang menenggelamkan. Kita berdua tahu, kita harus menepi. Mengapa tak mencoba?

Kita seperti jauh. Namun ada seutas benang terikat di telunjuk kita masing-masing. Mungkin memang benar, Mr. Waktu, salah. Kau salah menempatkan orang. Kumohon, perbaikilah..

Maaf, sayapun sebenarnya tidak siap jika harus menghilang. Tapi, jika itu harus, nothing else I can do.


Terimakasih telah hinggap kembali.

Lega dan hampa. Berbaur sudah.



Aku harus apa??