Saya.. sekarang masih bergelut dengan problem thesis. Hha, mungkin teman yang lain sudah pada level persiapan seminar.
Iseng nyari
penyemangat di dunia maya, ketemu cerita tentang pak Suhud. Pedagang amplop di
depan mesji ITB. Sekali lagi kisah seperti ini menamparku.
Dan saya
rasanya malu. malu sendiri. malu sekali.
Saya
teringat dengan dompet.
Begitu
mudahnya duit keluar.
Begitu
mudahnya narik duit dari atm, lalu masuk ke dompet lagi.
Trus keluar
lagi buat jajan.
Tak tertahan
air mata mengalir..
Bukan hanya
karena kasihan melihat orang lain miskin harta.
Tetapi
karena hati ini ternyata masih lebih miskin dari orang-orang miskin itu..
Orang-orang
miskin yang kaya hatinya
Terkadang
hati iba melihatnya..
Ternyata
lebih iba melihat diri sendiri.
Terlalu sibuk dengan diri sendiri bisa-bisa lupa kalo kita hidup ga sendirian.
Ah, saya hampir seperti itu. Sudden, a call woke me up.
Silahkan
baca kisahnya sendiri disini. Banyak yg tak seberuntung diri kita.
No comments:
Post a Comment