Feb 4, 2014

84th

Assalamu’alaikum. Halo! Bonjour!

. . . . 
. . . . 

"Bingung ga tau mau cerita dari mana.."
"Dari yang mauuuu banget kamu ceritakan!"
:)

Okeh. Hari ini hari ke-84 saya resmi bukan mahasiswa. Hari ke-100 mungkin perlu dirayakan. Heheh. Saya masih belum ngapa-ngapain. Saya masih tinggal di rumah. Masih makan dari hasil keringat ayah-ibu. Masih dirisaukan ayah-ibu. Masih merencanakan masa depan. Masih takut menyapa kenyataan. Still hide behind my blanket. Pathetic. I hate that word! Sigh.

Anywaayyy... Tadi pagi, untuk pertama kalinya sejak 83 hari yang kulalui dengan kesia-siaan, saya melakukan hal yang sia-sia lagi. Hahah. Entahlah. Sebuah kebiasaan sejak saya bisa naik motor: denger lagu pake headset dengan highest volume. Bad habbit, yes? I know. Two-chan selalu ingetin untuk tidak dengar lagu kenceng-kenceng kalo lagi bawa motor. But, I love it. Yang bikin seneng banget itu adalah merasakan angin pagi, liat langit pagi, daaaan hangat matahari pagi yang akhir-akhir ini jaraaaang banget muncul. Ya, saya suka hangat matahari. Suka sekali! 20 menit perjalanan dari rumah-atm-rumah yang menyenangkan.

Ya, bahagia itu kadang ga perlu orang lain. Sendiri pun bisa bahagia. :)

Oke, saat ini mungkin kalian akan menganggap saya sedikit umm… kurang normal. Ummm.. no, tidak-seperti-perempuan-kebanyakan. Hahah. I love those words, anyway :)

Ya, saya adalah manusia kadang-kadang, manusia setengah-setengah. Kadang-kadang saya suka baca buku, kadang maleeeeeess banget. Kadang saya suka jalan-jalan sendirian, berpetualang sama Mio merahku, kesasar, lewat jalan tikus, sembunyi dari pak polisi, haha, saya belum punya SIM soalnya. Heheh. Tapi beberapa waktu, saya suka jalan rame-rame, jalan sambil ketawa-ketiwi bareng teman SMA, oh High School Never Ends! *nyanyi* Kadang jadi alim banget, kadang juga jadi bejat banget. Kadang super cheerful, motivating, kadang juga jadi hopeless, ga bersemangat, lost in my own mind, pernah hampir gila. Kadang jujur, polos, oh so innocent, kadang juga penuh kepalsuan. Kadang saya suka cowo alim, kadang saya suka cowo penyuka music metal. Eh, kok langsug bahas cowok ya? :|

Hum, masih banyak ke-kadang-an saya yang lain. Yang saya yakini bukan ciri bipolar. Karena semua yang saya rasakan ini sepertinya normal-normal saja, yes? Heheh.

Oke, tulisan ini mulai disorientasi. Seruduk sana seruduk sini. Tapi biarlah.

Kembali ke ke-kadang-an saya yang terakhir itu. Soal cowok, umm.. baiknya saya ganti, pria, yes karena saya sudah 22 tahun so biologically saya sudah bukan a girl lagi tapi a woman (supposedly. heheh). Saya menyukai pria yang religius, (yang status-statusnya di socmed selalu mengajak untuk mengingat Allah, selalu memposting puisi romantis untuk calon istrinya yang muslimah, selalu mengucap salam di seluruh akun sosialnya, hahah, itu bagus. Iya kan? Haha. No. Not really) yang menghormati wanita dan oh, serius. Namun, ada kecenderungan dalam diri jika berkawan hidup dengan pria religius seperti itu saya akan bosan. Ya, entahlah.. Saya menyukai pria yang suka membaca, suka menulis, penyuka musik, musik apapun itu. Kadang-kadang suka seperti itu-seperti ini, yang itu-yang ini. That's normal, right? Some of you might say no, yes I know. Saya seperti ga punya prinsip kan? Ga punya pendirian. Plin-plan. Ey, what's the different?

:|

Sigh. Kalo udah nulis seperti ini, saya sedih banget rasanya. Hal seperti ini seringnya berujung pada kesadaran diri. Sadar kalo diri ini (saya berusaha mencari kata yang tepat) mengecewakan. Sedih kan menyadari kalo diri sendiri itu mengecewakan. Mengecewakan dihadapan diri sendiri. :\

Nulis tentang diri kaya' gini itu seperti bercermin. Ya, ngaca! Ngaca pake tulisan. Hahah. Bedanya bercermin dengan kaca yang nampak adalah apa yang orang lain lihat. Yang kau dandani agar nampak baik dimata orang lain, agar mereka tak melihat satu jerawat baru muncul di pipi dekat tahi lalat kecilmu. Ya, you in the mirror is your cover! What are you covering, then? Yourself.

Ngaca pake tulisan itu... umm istilahnya talk heart to heart with you and yourself. I found it really fun. Ngacanya biasanya lebih tentang jiwa. Jiwa juga harus sering-sering diajak bicara loh. Some of you mungkin bakal nyamain ini dengan aktivitas 'ngomong sendiri'. No, ini ada bukti otentiknya, tulisan tangan kamu. Jadi seperti hati dan otak itu saling berdialog. Jari jadi pengganti mulut. Itu lebih bebas. Lebih lancar. Lebih liar. Cobalah sekali waktu. Kau akan ketagihan.

:|

Saya merasa akhir-akhir ini ayah jadi sedikit umm emosi. Ya, mungkin karena banyak hal yang menjadi beban pikirannya hanya disimpannya sendiri dan begitu ditambah satu hal yang menyebalkan, jadilah meledak! Mengagetkan seluruh penghuni rumah. Semua langsung introspeksi diri. Saya salah apa? Salah apa? Dimana? Kapan?

Juga, beberapa hari yang lalu, bro sempat nangis karena beberapa hal tentang keluarga. Don't have to mention it. Ayah juga beberapa hari yang lalu sempat kutangkap matanya memerah setelah menegur my bro. Saya selalu kaget dan ikutan sedih melihat laki-laki menangis. I dunno. Saya merasa jika ia menangis, itu adalah hal yang tepat untuk ditangisi. Tidak seperti saya, nonton upin-ipinpun kadang nangis. Mereka nangis mungkin karena mereka terlalu sedih. Ya, bahkan ayah dan adik laki-lakiku satu-satunya. Mereka menangis mungkin karena.................................................................................................................................. karena mereka manusia. Mereka punya mata, tempat keluarnya air mata!

:| :| Hhe.

No comments: