Mar 13, 2012

tersungging atau tersinggung


Tadi iseng nyari twitternya. (emang suka nyakitin diri sendiri ya saya. Hhe). Penasaran aja, dulu dia ngeprivate akunnya jadi saya ga bisa liat apa-apa selain fotonya which is not important for me. Ternyata udah ngga diprivate lagi dan saya menemukan beberapa tweets yang agaknya ditujukan buat saya. Kembali saya pengen curhat, tapi ga tau ke siapa. Jadi, curhatnya ga jadi. Saya mutusin buat ga curhat tentang mereka lagi ke siapapun.

Saya, agaknya sempat kembali terpancing untuk menanyakan kabarnya (sejak dia mengirimkan pesan singkat yang diakhiri dengan ungkapan perasaan senangnya karena saya membalas pesan singkatnya). Namun at the end, I regret it and guiltiness feel me again. He ended our conversation, “ingkar janji.”
What the heck! Saya ga tau maunya dia apa. Saya ga pernah tau apa-apa tentang dia. Saya heran mengapa dia bilang hanya saya yang bisa mengerti dia. Well, an excuse maybe. Uh! Pokoknya saya masih ga terima. Next, ga usah sms lagi. Yup! That’s the last. Saya ga tau alasannya dia nanyain namanya di phonebookku tapi itu ga akan aku ganti. Ga ada alasan apa-apa, saya suka nama itu makanya saya pake nama itu sebagai namamu di phonebook.

Buat kamu, dek, umm saya tersinggung. Saya merasa kalo orang yang kamu anggap sebagai trouble maker dan orang yang harus ‘sadar’ itu adalah saya. Okay, saya ga tau musti bagaimana selain minta maaf. Ini permintaan maaf saya secara ga langsung ke kamu karena kamu menyinggung saya secara ga langsung juga. At least, saya berusaha meredam rasa benci dan dongkol karena bayangan saya yang mungkin masih tersisa.

Um, kalopun ternyata pendapat saya ini salah, yaa… baguslah! Hehe. Saya ga perlu merasa bersalah lagi.
Let’s move on, every bodeeehhh!!
:)

No comments: